Saat masa subur, perempuan lebih bergairah dan keinginan bercintanya meningkat. Untuk mengakomodasi kebutuhan ini, perempuan membutuhkan fantasi seks. Penelitian menemukan bahwa perempuan yang sedang berada dalam masa subur lebih banyak berfantasi seksual dibanding hari-hari biasa.
Berbeda dengan melamun, fantasi seks lebih menggambarkan minat seksual. Fantasi ini juga merupakan gambaran seberapa banyak seks yang dimiliki seorang perempuan secara nyata.
Peneliti meminta 27 orang perempuan heteroseksual mengisi buku harian online mengenai fantasi seksualnya selama 1 bulan. Kebanyakan peserta adalah mahasiswa dan tidak ada seorang pun yang sedang meminum pil KB atau pil pengendali hormon lainnya. Dengan menghitung periode menstruasi terakhir, para peneliti mengetahui ada waktu 10 hari di mana setiap peserta akan mengalami ovulasi.
Selama 10 hari ini, setiap peserta diminta sampel urinnya untuk mendeteksi ovulasi. Tes yang digunakan mirip dengan tes kesuburan yang tersedia di toko obat. Para peserta tidak diberitahu bahwa mereka sedang dites periode ovulasinya.
"Perempuan dalam penelitian mengaku mengalami fantasi seksual rata-rata 0,77 kali perhari, jauh lebih tinggi dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa laki-laki berfantasi sekitar 1 kali sehari dan perempuan hanya berfantasi seminggu sekali," kata Samantha Dawson, peneliti dari University of Lethbridge di Alberta, Kanada seperti dilansir LiveScience, Sabtu (24/3/2012).
Dalam penelitian sebelumnya, para perempuan diminta mengingat kembali fantasi seksualnya. Namun dalam penelitian baru yang dimuat jurnal Archives of Sexual Behavior ini, peserta diminta memberitahukan fantasi seksualnya setiap hari secara online sehingga hasilnya lebih akurat.
Setelah tiga hari periode ovulasi, fantasi yang dialami semakin sering sampai sekitar rata-rata 1,3 fantasi per hari. Para perempuan juga mengaku lebih banyak memiliki fantasi yang membangkitkan gairah ketika berada pada masa subur dibanding periode lainnya.
Fantasi perempuan umumnya lebih berubah-ubah dibandingkan laki-laki. Laki-laki umumnya mengaku memilik fantasi yang lebih jelas dibandingkan perempuan yang cenderung berfokus pada emosi.
"Perempuan masih berfokus pada emosi dan perasaan yang dimiliki terhadap pasangan dalam fantasinya. Terkadang fantasinya ini bertentangan dengan penampilan pasangan, seberapa maskulin pasangan dan perilaku seksual yang benar-benar dilakukan pasangan dalam kehidupan nyata," kata Dawson.
Para peneliti menduga perempuan subur akan lebih menyukai laki-laki dalam fantasi masa suburnya sehingga meningkatkan minat akan seks. Namun kenyataannya, perempuan juga membayangkan sesama perempuan.
Sebuah penelitian tahun 2006 yang dipresentasikan dalam International Academy of Sex Research di Belanda menemukan bahwa 25% perempuan heteroseksual mengaku membayangkan perempuan lain dalam fantasinya. Sementara itu, hanya 10% laki-laki heteroseksual yang membayangkan laki-laki lain dalam fantasi seksualnya.
Dalam penelitian ini, 52% peserta mengaku memilik fantasi yang melibatkan perempuan. Untungnya, kebanyakan perempuan membayangkan sosok laki-laki dalam fantasinya, yaitu sekitar 95% dari seluruh siklus menstruasi. Selama masa ovulasi presentase sosok laki-laki semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa hormon kesuburan mempengaruhi kebutuhan seksual perempuan.
SUMBER: Detik Health
Berbeda dengan melamun, fantasi seks lebih menggambarkan minat seksual. Fantasi ini juga merupakan gambaran seberapa banyak seks yang dimiliki seorang perempuan secara nyata.
Peneliti meminta 27 orang perempuan heteroseksual mengisi buku harian online mengenai fantasi seksualnya selama 1 bulan. Kebanyakan peserta adalah mahasiswa dan tidak ada seorang pun yang sedang meminum pil KB atau pil pengendali hormon lainnya. Dengan menghitung periode menstruasi terakhir, para peneliti mengetahui ada waktu 10 hari di mana setiap peserta akan mengalami ovulasi.
Selama 10 hari ini, setiap peserta diminta sampel urinnya untuk mendeteksi ovulasi. Tes yang digunakan mirip dengan tes kesuburan yang tersedia di toko obat. Para peserta tidak diberitahu bahwa mereka sedang dites periode ovulasinya.
"Perempuan dalam penelitian mengaku mengalami fantasi seksual rata-rata 0,77 kali perhari, jauh lebih tinggi dari penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa laki-laki berfantasi sekitar 1 kali sehari dan perempuan hanya berfantasi seminggu sekali," kata Samantha Dawson, peneliti dari University of Lethbridge di Alberta, Kanada seperti dilansir LiveScience, Sabtu (24/3/2012).
Dalam penelitian sebelumnya, para perempuan diminta mengingat kembali fantasi seksualnya. Namun dalam penelitian baru yang dimuat jurnal Archives of Sexual Behavior ini, peserta diminta memberitahukan fantasi seksualnya setiap hari secara online sehingga hasilnya lebih akurat.
Setelah tiga hari periode ovulasi, fantasi yang dialami semakin sering sampai sekitar rata-rata 1,3 fantasi per hari. Para perempuan juga mengaku lebih banyak memiliki fantasi yang membangkitkan gairah ketika berada pada masa subur dibanding periode lainnya.
Fantasi perempuan umumnya lebih berubah-ubah dibandingkan laki-laki. Laki-laki umumnya mengaku memilik fantasi yang lebih jelas dibandingkan perempuan yang cenderung berfokus pada emosi.
"Perempuan masih berfokus pada emosi dan perasaan yang dimiliki terhadap pasangan dalam fantasinya. Terkadang fantasinya ini bertentangan dengan penampilan pasangan, seberapa maskulin pasangan dan perilaku seksual yang benar-benar dilakukan pasangan dalam kehidupan nyata," kata Dawson.
Para peneliti menduga perempuan subur akan lebih menyukai laki-laki dalam fantasi masa suburnya sehingga meningkatkan minat akan seks. Namun kenyataannya, perempuan juga membayangkan sesama perempuan.
Sebuah penelitian tahun 2006 yang dipresentasikan dalam International Academy of Sex Research di Belanda menemukan bahwa 25% perempuan heteroseksual mengaku membayangkan perempuan lain dalam fantasinya. Sementara itu, hanya 10% laki-laki heteroseksual yang membayangkan laki-laki lain dalam fantasi seksualnya.
Dalam penelitian ini, 52% peserta mengaku memilik fantasi yang melibatkan perempuan. Untungnya, kebanyakan perempuan membayangkan sosok laki-laki dalam fantasinya, yaitu sekitar 95% dari seluruh siklus menstruasi. Selama masa ovulasi presentase sosok laki-laki semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa hormon kesuburan mempengaruhi kebutuhan seksual perempuan.
SUMBER: Detik Health